Di awali dengan asma’ul husna :
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Wa lillāhil-asmā`ul-ḥusnā fad'ụhu bihā wa żarullażīna yul-ḥidụna fī asmā`ih, sayujzauna mā kānụ ya'malụn.
Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS, Surah Al-A’raf : 180)
Di awali dengan ismul A’zham (pujian-pujian kepada Allah) : Rasulullah lewat di depan seorang bernama Abu “Iyasy Zaid bin Shamit az-Zuraqiy yang sedang shalat. Ia berdoa: ” Ya Allah, aku mohon kepada-Mu karena sesungguhnya bagiMu segala puja dan puji, tiada Tuhan selain-Mu, wahai Yang Maha Memberi, yang menjadi harapan, Yang Mencipta langit dan bumi, Yang Maha Luhur lagi Maha Mulia”. Kemudian Rasullullah bersabda: “Sesungguhnya engkau telah memohon dengan mempergunakan nama-nama-Nya Yang Agung, yang bilamana dimohonkan dengan nama-nama-Nya itu akan dikabulkan dan jika dimintai dengannya juga akan diberi” (HR . Ahmad, Ibnu Majah, Abu Daud, Nasa’i)
Shalawat : Semua doa terhalang kecuali membaca shalawat dulu kepada nabi dan keluarga Nabi Muhammad. (HR Tabrani)